1. Kentang
Kentang terkenal karena kandungan karbohidrat nya (sekitar 26
gram dalam kentang medium). Kandungan amilum pada kentang adalah sekitar 59,7%.
Bentuk dominan dari karbohidrat ini adalah pati. Sebagian kecil tapi signifikan
pati ini adalah tahan terhadap pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus
kecil, sehingga mencapai usus besar dasarnya utuh (Anonim, 2010). Pati kentang
mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Kandungan
karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan
lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah
sekitar 80 kkal.
2. Ubi
Singkong atau sering juga disebut ubi kayu,
tentu sudah sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari Kita. Secara tradisional,
singkong sangat diminati sebagai pengganti dari makanan pokok kita yaitu nasi.
Hal itu tak salah, karena singkong memang mengandung cukup tinggi kalori dan
sumber energi yang baik. Kandungan amilum dalam singkong adalah sekitar 55%.
Dalam perkembangannya, singkong kini telah banyak dimanfaatkan untuk membuat
berbagai macam penganan, atau diambil patinya untuk berbagai macam keperluan.
3. Nasi
Kandungan karbohidrat dalam beras hampir 90 %
dari berat kering beras berupa pati atau amilum yang sebagian besar dalam
bentuk granula dan sebagian kecil pentosan, selulosa, hemiselulosa dan glukosa.
Kadar kandungan karbohidrat tergantung pada varietas dan cara pengolahan beras.
Jadi sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisiko kimia
amilumnya. Amilum beras terbentuk dari dua jenis molekul polisakarida yang
masing-masing merupakan polimer glukosa. Dua jenis molekul pembentuk pati
tersebut adalah amilosa dan amilopektin. Nasi dari beras dengan kadar amilosa
tinggi dan amilopektin rendah umumnya kurang disukai, walaupun
harganya lebih murah. Nasi dari beras dengan kadar amilosa rendah dan
amilopektin tinggi lebih disukai untuk dikonsumsi masyarakat karena
menghasilkan nasi yang lebih pulen dan enak walaupun harganya lebih mahal.
Sagu adalah jenis makanan yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Jenis makanan ini banyak ditemui di
wilayah Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Irian serta sebagian di
wilayah Sulawesi. Kandungan amilum pada sagu adalah sekitar 59.8%. Pada
dasarnya sagu menjadi bahan makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat yang
minim akan tanaman padi. Beras hanya dikonsumsi pada saat waktu tertentu saja,
selebihnya mereka akan mengkonsumsi sagu, jagung, umbi-umbian dan ketela. Jenis
makanan pokok ini berasal dari sari pati umbi-umbian, sering digunakan sebagai
bahan makanan lainnya. Sagu sebenarnya memiliki peran yang sama seperti beras
dan jagung pada umumnya yaitu sebagai sumber makanan pokok yang mengandung
unsur karbohidrat.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar